BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengendalian
Pengendalian merupakan salah
satu bagian dari manajemen. Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa
yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai
target maupun tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian merupakan salah satu
tugas dari manager.
Pengendalian (kontrol)
adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan staff, dan mengarahkan. Mengendalikan merupakan fungsi penting
karena membantu untuk memeriksa kesalahan dan mengambil tindakan korektif
sehingga meminimalkan penyimpangan dari standar dan mengatakan bahwa tujuan
organisasi telah tercapai dengan cara yang baik.
Menurut konsep modern
kontrol adalah tindakan meramalkan sedangkan konsep awal pengendalian hanya
digunakan ketika kesalahan terdeteksi. Kontrol dalam manajemen berarti
menetapkan standar, mengukur kinerja aktual dan mengambil tindakan korektif.
Beberapa para
ahli mengemukakan pengertian pengendalian diantaranya yaitu:
·
Pada
tahun 1916, Henri Fayol merumuskan salah satu definisi
pertama kontrol karena berkaitan dengan manajemen :Pengendalian suatu usaha
terdiri dari melihat bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah diadopsi, perintah yang telah diberikan, dan prinsip-prinsip
yang telah ditetapkan. Adalah penting untuk mengetahui kesalahan agar mereka
dapat diperbaiki dan dicegah dari berulang.
· Earl
P. Strong, “Controlling is the process of
regulating the various factor in an enterprise according to the requirement of
its plans.” Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai
faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan
ketetapan-ketetapan dalam rencana.
· Harold
Koontz, “Control is the measurement and correction of
the performance of subordinates in order to make sure that enterprise
objectives and the plans devised to attain then are accomplished.” Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan
terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat
untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
· G.R.
Terry, “Contolling can be defined as the process of
determining what is to be accomplished, that is the standard, what is being
accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if
necessary applying corrective measure so that performance takes place according
to plans, that is in conformity with the standard.“ Pengendalian
dapat didefinisikan ssebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu
standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan
apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar
·
Menurut EFL Breach, pengendalian adalah perbandingan
kinerja saat ini terhadap standar yang telah ditentukan yang terkandung dalam
rencana, dengan maksud untuk memastikan kemajuan yang memadai dan kinerja yang memuaskan.
·
Menurut Stafford Beer, manajemen adalah
profesi tentang kontrol.
·
Robert
J. Mockler menyajikan definisi yang lebih komprehensif
dari kontrol manajerial; Kontrol manajemen dapat didefinisikan sebagai upaya
sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja dengan standar
yang telah ditentukan, rencana, atau tujuan untuk menentukan apakah kinerja
sejalan dengan standar tersebut dan mungkin untuk mengambil tindakan perbaikan
yang diperlukan untuk melihat bahwa manusia dan sumber daya perusahaan lainnya
yang digunakan dengan cara yang paling efektif dan efisien mungkin dalam
mencapai tujuan perusahaan.
Juga
kontrol dapat didefinisikan sebagai “fungsi dari sistem yang menyesuaikan
operasi yang diperlukan untuk mencapai rencana tersebut, atau untuk menjaga
variasi dari tujuan sistem dalam batas-batas yang diijinkan”. Fungsi subsistem
kontrol memiliki hubungan yang erat dengan sistem operasi. Sejauh mana mereka
berinteraksi tergantung pada sifat dari sistem operasi dan tujuannya.
Stabilitas menyangkut kemampuan sistem untuk mempertahankan pola output tanpa
fluktuasi yang besar. Kecepatan respon berkaitan dengan kecepatan sistem dalam
memperbaiki variasi dan kembali ke output yang diharapkan.
Dari definisi tersebut
dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang erat antara perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan adalah suatu proses dimana tujuan organisasi dan
metode untuk mencapai tujuan ditetapkan dan pengendalian adalah proses yang
mengukur dan mengarahkan kinerja aktual kepada tujuan yang direncanakan
organisasi.
Satu hal yang harus dipahami,
bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda karena pengawasan merupakan
bagian dari pengendalian. Bila pengendalian dilakukan dengan disertai pelurusan
(tindakan korektif), maka pengawasan adalah pemeriksaan di lapangan yang
dilakukan pada periode tertentu secara berulang kali.
2.1.1 Asas-asas Pengendalian
1. Asas
tercapainya tujuan
Pengendalian harus
ditujukan ke arah tercapainya tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan dari rencana.
2. Asas
efisiensi
Pengendalian
itu efisisen, jika dapat menghindari dari penyimpangan rencana.
3. Asas
tanggung jawab pengendalian
Pengendalian hanya dapat
dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana.
4. Asas
pengendalian terhadap masa depan
Pengendalian yang efektif
harus ditujukan ke arah pencegahan penyimpangan-penyimapngan yang akan terjadi,
baik pada waktu sekarang maupun masa yang akan datang.
5. Asas
pengendalian langsung
Teknik control yang paling
efektif ialah mengusahakan adanya bawahan yang berkualitas baik.
6. Asas
refleksi rencana
Pengendalian harus disusun
dengan baik, sehingga dapat mencerminkan karakter dan susunan rencana.
7. Asas
penyesuaian dengan organisasi
Pengendalian
harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
8. Asas
pengendalian individual
Pengendalian
dan teknik pengendalian harus sesuai dengan kebutuhan manajer.
9. Asas
standar
Pengendalian yang efektif
dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan dipergunakan sebagai tolok
ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10. Asas
pengendalian terhadap strategi
Pengendalian yang efektif
dan efisien memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faltor-faktor
yang strategis dalam perusahaan.
11. Asas
pengecualian
Efisiensi dalam
pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang ditujukan terhadap factor
pengecualian dalam keadaan tertentu atau tidak sama.
12. Asas
pengendalian fleksibel
Pengendalian
harus luwes untuk menghindari kegagalan pelaksanaan rencana.
13. Asas
peninjauan kembali
Sistem
pengendalian harus ditinjau berkali-kali, agar system yang digunakan berguna
untuk mencapai tujuan.
14. Asas
tindakan
Pengendalian
dapat dilakukan, apabila ada ukuran-ukuran untuk mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing, dan actuating.
2.2 Fungsi Pengendalian
Fungsi pengendalian berperan untuk mendeteksi deviasi atau kelemahan yang perbaikan terhadapnya menjadi umpan balik dari suatu
kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan. Hal-hal yang dicakup dalam fungsi pengawasan adalah menciptakan standar atau kriteria,
membandingkan hasil monitoring dengan standar, melakukan perbaikan atas deviasi atau penyimpangan, merevisi dan
menyesuaikan metode pengendalian sebagai respon atas hasil pengendalian dan
perubahan kondisi, serta mengkomunikasikan dan penyesuaian tersebut ke seluruh
proses manajemen.
Adapun fungsi pengendalian yaitu sebagai
berikut:
1. Perencanaan
2. Koordinasi
antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi
informasi
4. Pengambilan
keputusan
5. Memotivasi
orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian
kinerja.
8. Meningkatkan akuntabilitas
9. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan,dan ketentuan yang berlaku.
10. Melindungi aset organisasi.
11. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan
efisien.
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat,
organisasi akan memperoleh manfaat berupa:
1.
Dapat mengetahui sejauh mana program sudah
dilaukan oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah
sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Fungsi wasdal
akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
2. Dapat
mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
3. Dapat
mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan telah
dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat
mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Untuk memberikan ruang regular
untuk superviesees untuk merenungkan isi dan pekerjaan mereka
6. Untuk menerima informasi dan
perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang
7. Untuk menjadi dukungan baik
segi pribadi ataupun pekerjaan
8. Untuk memastikan bahwa sebagai
pribadi dan sebagai orang pekerja tidak ditinggalkan tidak perlu membawa
kesulitan, masalah dan proyeksi saja.
9. Untuk menjadi pro-aktif bukan
re-aktif
10. Untuk memastikan kualitas
pekerjaan
2.3 Tujuan Pengendalian
Era globalisasi ekonomi sekarang ini,
perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan
bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing
domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa
produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa
perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata
membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur
sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen
perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi
ekonomi
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya
suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan
organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih
dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan
tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan
the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan
dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan
tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain
organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam
radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target
organisasi ke depannya
Permasalahan yang timbul dalam implementasi
struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang
ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem
pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena
strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga
terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses
sistem pengendalian manajemennya lemah.
Pengendalian bukan hanya untuk mencari
kesalahan-kesalahan, tetapi berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan
serta memperbaikinya jika terdapat kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan
sebelum proses, saat proses, dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir
diketahui. Dengan pengendalian diharapkan pemanfaatan unsur-unsur manajemen
efektif dan efisien.
Permasalahan struktur sistem pengendalian
manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi
manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang
akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan
dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang
diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai
institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa
besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan
Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian
intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan berikut ini :
a.
Keandalan pelaporan keuangan.
b.
Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
c.
Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan.
d.
Efektivitas dan efisiensi operasi
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan
di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari Pengendalian adalah untuk
menyesuaikan gerak organisasiyang sedang berlangsung dengan tujuan dan rencana
awal dari organisasi itu sendiri.
Tujuan
pengendalian antara lain sebagai berikut:
1. Supaya
proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana.
2. Melakukan
tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan-penyimpangan.
3. Supaya
tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya.
4.
Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
5.
Memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi.
6.
Memajukan efisiensi dalam operasi.
7.
Meningkatkan akuntabilitas.
8.
Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana,
prosedur, peraturan,dan ketentuan yang berlaku.